Keutamaan Metode Pendidikan Holistik dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam guna Membentuk Generasi Yang Teguh Pada Iman dan Islam
Penulis: Hilyah Ashoumi, M.Pd.I. (Dosen di Fakultas Agama Islam Unwaha, Mahasiswa Program Doktor Studi Islam IAIN Kediri)
Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam merupakan salah satu karya besar Dr. Abdullah Nashih Ulwan yang secara spesifik membahas konsep dan metode pendidikan anak dalam Islam. Beliau menggunakan pendekatan yang holistik dengan dasar Al-Qur’an, Hadis, dan pandangan ulama klasik maupun kontemporer. Kitab ini menawarkan perspektif Islami yang mendalam tentang pendidikan anak, mencakup aspek akidah, ibadah, akhlak, psikologi, hingga sosial. Kitab ini hadir sebagai solusi atas problematika keluarga Muslim dalam menghadapi tantangan mendidik generasi yang saleh di tengah arus modernitas. Sebagaimana penggalan dalam muqoddimah Kitab ini,
فمن فضل هذا الاسلام على البشرية انه جاء بنهج شامل قويم في تربية النفوس، وتنشئة الاجيال، وتكوين الامم، وبناء الحضارات، وإرساء قواعد الجد والمدنية… وما ذلك الا لتحويل الانسانية التائهة من ظلمات الشرك والجهالة والضلال والفوضى، الى نور التوحيد والعلم والهدى والاستقرار. وصدق الله العظيم في حكمه تنزيلا: ﴿قد جاءكم من الله نور وكتاب مبين * يهدي به الله من اتبع رضوانه سبل السلام ويخرجهم من الظلمات الى النور بإذنه ويهديهم الى صراط مستقيم﴾.
Maka, di antara keutamaan Islam bagi umat manusia adalah bahwa Islam datang dengan metode yang menyeluruh dan lurus dalam mendidik jiwa, membina generasi, membangun bangsa, membangun peradaban, dan menegakkan prinsip-prinsip kemajuan dan peradaban… Semua itu adalah untuk mengubah keadaan manusia yang tersesat dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan, dan kekacauan menuju cahaya tauhid (keesaan Allah), ilmu, petunjuk (hidayah), dan stabilitas. Allah Yang Maha Agung telah membenarkan hal ini dalam firman-Nya: “Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menjelaskan. Dengan kitab itu, Allah memberi petunjuk kepada siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dengan izin-Nya, serta menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Surah Al-Ma’idah: 15-16).
Untuk menciptakan generasi yang teguh pada Iman dan Islam, pendidikan harus bersifat fundamental dan universal, meliputi enam aspek utama. Pertama, pendidikan Iman. Maksudnya menanamkan dasar-dasar keimanan pada anak-anak dengan cara pembiasaan menggunakan materi rukun Islam. Memasuki usia tamyiz (usia baligh), anak-anak diajarkan dasar-dasar syariat. Maksud dari dasar-dasar keimanan yaitu sebuah doktrin kebenaran tentang hakikat keimanan dan persoalan ghaib, misalnya doktrin tentang rukun iman. Beliau berpendapat bahwa pendidikan keimanan tidak dipandang dengan pemaknaan yang sempit, melainkan harus dilihat secara universal. Yang dimaksud Iman bukan hanya sekadar percaya pada rukun iman dan rukun Islam saja, tetapi iman merupakan cakupan terkait permasalahan keagamaan lainnya, contohnya keimanan dengan cara menanamkan nilai-nilai akhlak mahmudah (mulia), ubudiyah (ibadah), hukum-hukum Islam, dan perundang-undangan Islam lainnya. Dengan harapan, anak-anak nantinya akan mengenal Islam sebagai agama yang kaffah (sempurna) dan menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Kedua, pendidikan fisik atau pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang disiapkan untuk tumbuh kembang seorang anak agar fisiknya dapat tumbuh secara kuat dan sehat. Bukan hanya itu, pendidikan fisik mencakup panca indera dan kelenjar-kelenjar yang ada di dalam tubuh manusia. Yang dimaksud pendidikan fisik, tidak hanya merawat jasmani, tetapi Islam juga menyeru manusia untuk merawat batiniah, yang artinya pendidikan fisik merupakan integrasi antara keseimbangan jasmani dan rohani.
Ketiga, pendidikan intelektual merupakan pembinaan dan pembentukan olah pikir anak-anak pada hal-hal yang positif. Upaya untuk menginternalisasi ilmu syar’i, ilmu-ilmu pengetahuan, ilmu sosial, dan budaya diharapkan dapat membuka wawasan anak-anak dengan pengetahuan secara global. Memberikan pendidikan intelektual tidak kalah pentingnya dengan muatan-muatan pendidikan yang telah disebutkan di atas. Pendidikan intelektual dalam pemikiran ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan serangkaian dan saling terhubung dalam pendidikan keimanan, pendidikan jasmani, dan pendidikan akhlak.
Keempat, pendidikan mental/psikis adalah proses memberikan edukasi pada anak yang dimulai sejak usia dini dengan memberikan pengajaran tentang toleransi, tanggung jawab, percaya diri, mandiri, senang menolong, dan memiliki kesempurnaan akhlak. Objek dari pendidikan akhlak adalah menyeimbangkan kejiwaan anak dengan kesempurnaan akhlak hingga anak memasuki usia baligh, sehingga anak dapat melaksanakan kewajibannya dengan sadar dan bermakna.
Kelima, pendidikan sosial adalah memberikan pendidikan pada anak sejak usia dini dengan menanamkan dasar-dasar etika dalam bersosial dan bermasyarakat secara baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Pendidik dan orang tua turut bertanggung jawab dalam menanamkan cara bersikap dan tata krama dalam hidup bermasyarakat. Dibutuhkan latihan dan pembiasaan agar anak-anak dapat bersosial dan bergaul dengan baik, menghormati hak orang lain, dan bergaul dengan siapa pun tanpa memandang usia, jabatan, dan sebagainya.
Keenam, pendidikan seksual adalah dengan cara memberikan edukasi kepada anak pengetahuan tentang seksual secara benar dan sehat, serta memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang perbedaan lawan jenis. Sehingga mereka secara aman dapat hidup dengan berbagai lapisan sosial masyarakat tanpa harus mengikuti hawa nafsu yang sewaktu-waktu dapat menyeret peserta didik pada pola hidup bebas yang saat ini sedang menjadi penyakit masyarakat.